Al Qaedah : KHILAFAH WAhabi ISIS lebih bahaya dari teroris

5/ 5 (99)
"Aksi teror atas nama ISIS, lebih berbahaya dari teroris," kata Umar saat menjadi pembicara dalam seminar bertajuk Generasi Penerus Bangsa Bersinergi Guna Mendukung Program Pemerintah dalam Rangka Kontra Radikal dan Deradikalisasi Demi Mencegah Instabilitas dan Menjaga Keutuhan NKRI di Malang, Jawa Timur, Senin, 25 April 2016.
Selain Umar Patek, seminar yang digagas oleh Resimen Mahasiswa Mahasurya Jawa Timur itu juga menghadirkan Ali Imron, narapidana seumur hidup karena terlibat bom Bali I, dan mantan Panglima Komando Jihad Maluku, Jumu Tuani, yang divonis enam tahun penjara.
Umar menyontohkan serangan bom dan penembakan di Jalan Thamrin, Jakarta, pada 14 Januari lalu, karena pelaku menyerang warga sipil yang tak bersenjata.
Untuk itu dia mengajak masyarakat menangkal segala bentuk paham radikal dan terorisme berkedok agama, “Agar masyarakat dan anak muda tak mudah terjerumus dan mengikuti aksi radikalisme dan terorisme,” ujar Umar yang divonis 20 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada 2012.
Sedangkan Ali Imron mengaku tak semua anggota Jamaah Islamiyah mendukung pengeboman. Banyak anggota dari faksi moderat menolak pengeboman. Saat ini, katanya, masih ada 100-an anggota Jamaah Islamiyah yang tersebar di sejumlah daerah di Indonesia.
Ali menyatakan bahwa ia berbeda sikap mengenai sasaran bom Bali dengan Imam Samudra, Amrozi dan Mukhlas, tiga narapidana bom bali yang telah dieksekusi mati. Ia mengaku sempat diancam akan dibunuh karena dianggap berkhianat.
"Sikap saya mahal harganya. Saya dicap pengkhianat, diancam bunuh. Mereka menghalalkan darah saya," tutur Ali Imron, yang pernah mengikuti pelatihan di Akademi Militer Mujahidin Afghanistan tahun 1994.

0 komentar