ibnu taimiyah tahlilan ???

5/ 5 (99)
ibnu taimiyah tahlilan ???
“Ibn Taimiyah ditanya tentang seseorang yang memprotes ahli dzikir (berjamaah)  dengan berkata kepada mereka(menjawab tuduhan mereka), “Dzikir kalian ini bid’ah, mengeraskan suara yang kalian lakukan juga bid’ah”. Mereka memulai dan menutup dzikirnya dengan al-Qur’an, lalu mendoakan kaum Muslimin yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Mereka mengumpulkan antara tasbih, tahmid, tahlil, takbir, hauqalah (laa haula wa laa quwwata illaa billaah) dan shalawat kepada Nabi SAW.?”
Lalu Ibn Taimiyah menjawab(membantah tuduhan mereka): “Berjamaah dalam berdzikir, mendengarkan al-Qur’an dan berdoa adalah amal shaleh, termasuk qurbah dan ibadah yang paling utama dalam setiap waktu. Dalam
Shahih al-Bukhari, Nabi SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah memiliki banyak Malaikat yang selalu bepergian di muka bumi. Apabila mereka bertemu dengan sekumpulan orang yang berdzikir kepada Allah, maka mereka memanggil,
“Silahkan sampaikan hajat kalian”, lanjutan hadits tersebut terdapat redaksi, “Kami menemukan mereka bertasbih dan bertahmid kepada-Mu”… Adapun memelihara rutinitas aurad (bacaan-bacaan wirid) seperti shalat, membaca al-Qur’an, berdzikir atau berdoa, setiap pagi dan sore serta pada sebagian waktu malam dan lain-lain, hal ini merupakan tradisi Rasulullah SAW dan hamba-hamba Allah yang saleh, zaman dulu dan sekarang.” (Majmu’ Fatawa Ibn Taimiyah, juz 22, hal. 520)
jadi sangat jelas sekali tahlilan dan semacamnya sudah menjadi kebiasaan sejak dulu dikalangan umat islam dan jauh sebelum muhammad bin abdul wahab lahir dan secara tegas syaikh ibnu taimiyah membantah tuduhan bid'ah tersebut.
Baca himpunan hadis shohihnya pada artikel HUKUM tahlilan yasinan menurut sunnah

0 komentar